TUGAS MATA KULIAH AGAMA
TAQWA
(QS AN-NISA AYAT 1 DAN QS YUSUF AYAT 90)
O
L
E
H
ENDAH KIRANA
POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
PRODI D-IV KEBIDANAN
TAHUN 2015
KATA
PENGANTAR
ALHAMDULILLAH sayaucapkankepadaallahswt yang
manasampaisaatinimasihdiberinyanikmatkesehatandankesempatansehinggadapatmenyelesaikantugas
agama yang berjudul“ TAQWA (QS AN-NISA AYAT 1 DAN QS YUISUF AYAT 90)”
Solawatbesertasalamtakhenti-hentinyadantetaptersanjungkepadanabibesar
Muhammad saw, yang manatelahmembawadarizaman yang jahiliakezaman yang saat
modern saatini.
Takwa, menurutistilah, berasaldari kata waqayaqiwiqayatan yang
artinyaberlindungataumenjagadiridarisesuatu yang
berbahaya.Takwajugaberartitakut.
Sedangkanmenurutsyara, dalamKitabSyarahRiyadhusShalihin (1/290),
SyeikhUtsaiminberkata, “Takwadiambildari kata wiqayah,
yaituupayaseseorangmelakukansesuatu yang dapatmelindungidirinyadariazab Allah
SWT.Dan, yang dapatmenjagaseseorangdariazab Allah SWT ialah (dengan)
melaksanakanperintah-perintah Allah SWT danmenjauhilarangan-larangan-Nya.”
Banyakkesulitandanhambatan yang
Penulishadapidalammembuattugasmandiriinitapidengansemangatdankegigihansertaarahan,
bimbingandariberbagaipihaksehinggaPenulismampumenyelesaikantugasmandiriinidenganbaik,
olehkarenaitupadakesempatanini,
Penulismenyimpulkanbahwatugasmandiriinimasihbelumsempurna,
olehkarenaituPenulismenerima saran dankritik,
gunakesempurnaantugasmandiriinidanbermanfaatbagiPenulisdanpembacapadaumumnya.
Daftar isi
KATA PENGANTAR......................................................................................................1
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................................3
A.
LATAR BELAKANG................................................................................................3
B.
RUMUSAN
MASALAH............................................................................................3
C.
TUJUAN......................................................................................................................4
BAB II
PEMBAHASAN..................................................................................................5
A.
PENGERTIAN TAQWA..........................................................................................5
B.
KAITAN TAQWA DENGAN
(QS AN-NISA ayat 1 dan QS YUSUF ayat 90)
.....................................................................................................................................7
C.
TAQWA MENURUT PARA ULAMA....................................................................................................................14
D.
CIRI-CIRI ORANG
BERTAQWA.......................................................................16
E.
MANFAAT BERTAQWA KEPADA ALLAH
SWT...........................................19
F.
PENTINGNYA BERTAQWA KEPADA ALLAH
SWT....................................20
G.
DOA MEMOHON TAQWA KEPADA ALLAH
SWT.................,,,,,,,,,,,,,.,,,,,,,,21
BAB II PENUTUP
H.
KESIMPULAN...........................................................................................................23
I.
SARAN.........................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai agama islam sering kita mendengar kata taqwa
dalam kehidupan sehari-hari. Taqwa merupakann salah satu bukti kecintaan kita
kepada allah SWT, orang taqwa bisa kita lihat dengan cara-caran dia beribadah
contohnya orang yang sering melakukan apa yang allah perintahkan itulah bukti
kecintaannya kepada allah SWT,
Pengertian TaqwaDari segi bahasa berasal daripada
perkataan “wiqayah” yang diartikan
“memelihara”. Maksud dari pemeliharaan itu adalah memelihara hubungan baik
dengan Allah SWT., memelihara diri daripada sesuatu yang dilarangNya.
Melaksanakan segala titah perintahNya dan
meninggalkan segala laranganNya.
Tapi melihat hal-hal tersebut,tampaknya tidak banyak
orang yang mengetahui tentang
Taqwa dan apa pengertian taqwa ciri-ciri orang bertaqwa,
pandangan taqwa dalam islam serta, surah-surah yang berhubungan dengan taqwa,
dan manfaat taqwa kepada allah SWT,
Pemahaman yang baik tentang taqwa sangatlah penting karna
kita sebagai umat muslim inilah salah satu bukti bahwa kita mengsyukuri nikmat
allah dan selalu menghapkan ridhoNya,
Dalam perjalanan meraih darajat taqwa diperlukan
perjuangan yang sungguh-sungguh untuk melawan hawa nafsu, bisikan syaithaniyah
yang sangat halus dan sering membuat manusia terpedaya. Sikap istiqamah dalam
memegang ajaran Allah sangat diperlukan guna menghantarkan kita menuju darajat
taqwa.
Semoga kita
menjadi sebaik-baiknya manusia.
B. RUMUSAN
MASALAH
1.
Apakah yang
dimaksud dengan taqwa?
2.
Apa saja surah yang
berhubungan dengan taqwa?
3.
Pentingnya taqwa
dalam agama islam?
4.
Manfaat bertaqwa
kepada allah SWT?
5.
Ciri-ciri orang
yang bertaqwa?
C. TUJUAN
1.
Untuk mengetahui
konsep dari taqwa
2.
Meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan
3.
Mengetahui
ciri-ciri orang bertaqwa
4.
Mengetahui
surah-surah yang berhubungan dengan taqwa
5.
Dapat mengetahui
pentingnya orang yang bertaqwa
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN TAQWA
Dari segi bahasa berasal daripada perkataan
“wiqayah” yang diartikan “memelihara”.
Maksud dari pemeliharaan itu adalah memelihara hubungan baik dengan Allah SWT.,
memelihara diri daripada sesuatu yang dilarangNya. Melaksanakan segala titah
perintahNya dan meninggalkan segala laranganNya.
Takwa, menurut istilah, berasal dari kata waqa yaqi
wiqayatan yang artinya berlindung atau menjaga diri dari sesuatu yang
berbahaya. Takwa juga berarti takut.
Sedangkan menurut syara, dalam Kitab Syarah Riyadhus
Shalihin (1/290), Syeikh Utsaimin berkata, “Takwa diambil dari kata wiqayah,
yaitu upaya seseorang melakukan sesuatu yang dapat melindungi dirinya dari azab
Allah SWT. Dan, yang dapat menjaga seseorang dari azab Allah SWT ialah (dengan)
melaksanakan perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Taqwa juga diarikan,
TAQWA secara dasar adalah Menjalankan perintah, dan menjauhi
larangan. Kepada allah SWT, maka
dilanjukan dengan kalimat Taqwallah yaitu taqwa kepada Allah SWT. Kelihatan
kata-kata tersebut ringan diucapkan tapi kenyataan-nya banyak orang yang belum
sanggup bahkan terkesan asal-asalan dalam menerapkan arti kata Taqwa tersebut,
lihat sekitar kita ada beberapa orang yang tidak berpuasa dan terang-terangan
makan di tempat umum, ada juga yang sudah berpuasa tapi masih suka melirik
kanan-kiri
. Ya... Allah, manusia..., manusia.., sebernarnya banyak
contoh bagaimana lingkungan di sekitar kita atau mungkin diri saya pribadi
masih belum mampu mengemban amanah Taqwallah dengan sepenuhnya.
TAQWA =
Terdiri dari 3 Huruf
Ta = TAWADHU'
artinya sikap rendah dirii (hati), patuh, taat baik kepada aturan Allah
SWT, maupun kepada sesama muslim jangan menyombongkan diri / sok.
Qof = Qona'ah artinya Sikap menerima apa adanya (ikhlas),
dalam semua aspek, baik ketika mendapat rahmat atau ujian, barokah atau
musibah, kebahagiaan atau teguran dari Allah SWT, harus di syukuri dengan hati
yang lapang dada.
Wau = Wara' artinya Sikap menjaga hati / diri
(Introspeksi), ketika menemui hal yang bersifat subhat (tidak jelas hukum-nya)
atau yang bersifat haram (yang dilarang) oleh Allah SWT.
beberapa ulama
mendifinisikan dengan :
Taqwa = dari kata
= waqa-yaqi-wiqayah = memelihara yang artinya memelihara iman agar terhindar
dari hal-hal yang dibenci dan dilarang oleh Allah SWT.
Taqwa = Takut yang artinya takut akan murka da adzab allah
SWT.
Taqwa = Menghindar yang artinya menjauh dari segala keburukan
dan kejelekan dari sifat syetan.
Taqwa = Sadar yang artinya menyadari bahw diri kita makhluk
ciptaan Allah sehingga apapun bentuk perintah-nya harus di taati, dan jangan
sekali-kali menutup mata akan hal ini.
"Hai Orang-orang beriman bertaqwalah kamu kepada
Allah, dengan sebenar-benar taqwa, dan janganlah kalian mati, melainkan dalam
keadaan beragama islam." (Al-Imron : 102)
Masih di bulan ramadhan, mudah-mudahan artikel ini bisa
menambah rasa iman dan taqwa kita khususnya saya sendiri kepada yang maha esa
(Allah Subhanallahu Ta'ala).
pelajaran dasar-dasar agamanya yang diambil dari cuplikan-cuplikan syiah dari
ustadz-ustadz sekitar kita.
Sebuah hadits tentang kewajiban belajar, yang menurut
beberapa tokoh ulama kurang shahih bahkan dianggap hadits palsu, namun justru
terkenal dan mampu mendapatkan voting serta ranking terbanyak dikalangan umat
muslim.
B.
Kaitan taqwa dengan (QS AN-NISA AYAT 1 dan QS YUSUF AYAT 90)
v Qs an-nisa
ayat 1
Surah An-Nisaa'
يا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذي خَلَقَكُمْ
مِنْ نَفْسٍ واحِدَةٍ وَ خَلَقَ مِنْها زَوْجَها وَ بَثَّ مِنْهُما رِجالاً كَثيراً
وَ نِساءً وَ اتَّقُوا اللَّهَ الَّذي
تَسائَلُونَ بِهِ وَ الْأَرْحامَ إِنَّ اللَّهَ كانَ عَلَيْكُمْ
رَقيباً (1)
Hai sekalian
manusia, bertakwalah kepada Tuhan- mu yang telah menciptakan kamu dari diri
yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya
Allah memperkembang biakkan laki- laki dan perempuan yang banyak. Dan
bertakwalah kepada Allah yang dengan) mempergunakan (nama- Nya kamu saling
meminta satu sama lain, dan) peliharalah (hubungan silaturahmi. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.( 1 )
Iman dan taqwa dalam beberapa ayat al Qur’an maupun
hadits Nabi disebutkan antara lain dikaitan dengan rukun iman, manifestasi
iman, tanda-tanda orang yang beriman, penghargaan atau janji Allah pada
orang-orang yang beriman sebagai berikut:
Pemahaman QS AN-NISA ayat 1, kita dapat megambil hikmah
antara lain sebagai berikut:
·
Pertama,
menghiasi diri dengan sifat-sifat yang baik sebatas kemanusiaannya, sebab
manusia dengan keterbatasannya berusaha untuk melakukan yang terbaik sesuai
dengan petunjuk Allah SWT;
·
Kedua,
menumbuhkan rasa kagum, iman dan taqwa kepada Allah melalui sifat-sifatNya Yang
Agung, dengan demikian kita merasa sebagai makhluk kecil, lemah, tidak berdaya,
hanya Allah Yang Maha Besar dan Maha Segalanya;
·
Ketiga,
menempatkan diri sebagai hamba Allah yang taat dan senantiasa berbuat baik,
sebab Allah menyediakan balasan bagia siapa saja yang taat dengan balasan
tertentu maupun yang ma’shayat kepadaNya akan mendapat adzabNya;
·
Keempat,
menumbuhkan rasa kasih sayang, menghormati sesama, jujur, pemaaf, ehingga sikap
dan perilaku kita akan terkontrol dengan baik;
·
Kelima,
mengingat Allah kapan dan di mana saja kita berada.
·
Keenam,
kita harus bertaqwa kepada sang pencipta guna untuk bersyukur dan berserah diri
kepadaNya
·
Ketujuh,
menjaga tali silaturahmi terhapap sesama khususnya umat muslim dandilarang
bertentangan
·
Kedelapan,
selalu menjada keharmonisan guna membangun rumah tangga yang sakinah mawaddah
warohmah guna mewujudkan kehidupan yang tentram.
Hal
ini berkaitan dengan rukun iman
Rukun
iman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آَمَنُوا آَمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ
وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ وَمَنْ يَكْفُرْ بِاللَّهِوَمَلَائِكَتِهِ
وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada
Allah dan rasul-Nya dan kepada Kitab yang Allah turunkan kepada rasul-Nya serta
Kitab yang Allah turunkan sebelumnya. barangsiapa yang kafir kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian,
Maka Sesungguhnya orang itu Telah sesat sejauh-jauhnya” (al Nisa’: 136 ).
Dari ayat diatas menunjukan jika seseorang tidak bertaqwa
maka dia dikatakan tidak beriman kepada Allah SWT, adapun bagi orangberiman dan
bertaqwa ada balasannya diakhirat kelak ialah surga.
Demikian pula pengertian taqwa dikaitkan pula dengan
tanda-tanda orang yang bertaqwa atau manifestasi taqwa serta penghargaan Allah
terhadap orang-orang yang bertaqwa sebagai berikut:
Tanda
orang bertaqwa:
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ
فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِين عَنِ النَّاسِ
وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (134)
Artinya:
(yaitu)
orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit,
dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.(QS. Ali Imran: 134)
وَالَّذِينَ إِذَا
فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ
وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ
يَعْلَمُونَ (135)
Artinya:
135.Dan (juga) orang-orang yang apabila
mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri[229], mereka ingat akan
Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat
mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan
kejinya itu, sedang mereka Mengetahui.(QS. Ali Imran:135)
Begitu pula dengan taqwa mereka yang bertaqwa ada balasan
dari allah SWT, berupa surga.
Penghargaan
bagi mereka yang bertakwa:
أُولَئِكَ جَزَاؤُهُمْ
مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ
فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ (136)
Artinya:
Mereka
itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya
mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah sebaik-baik
pahala orang-orang yang beramal.(al Imran:136)
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ
(15)
Artinya:
Sesungguhnya
orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat)
mata air-mata air (yang mengalir).(al Hijr: 45)
Taqwa kepada Allahmerupakan pokok keimanan yang menjiwai rukun
iman lainnya yakni suatu kepercayaan yang mantap dan kepercayaan itu
menyebabkan orang tersebut melakukan kehidupannya sesuai dengan ketaqwaannya
itu.
Ketaqwaan seseorang tidak dapat diketahui dari kepercayaan
dan ucapannya saja,ketaqwaan seseorang
dapat diketahui dari perbuatannya dalam menjalani hidup.
Karena itu dalam sejumlah ayat al Qur’an disebutkan bahwa
kata iman senantiasa diikuti dengan “amal shalih”. Dari perilaku tersebut
sebatas manusia dapat mengenali bagaiman kualitas taqwa seseorang yang jelas
berbeda dengan ukuran Allah Yang Maha Tahu.
Dari aqidah inilah dibangun syari’ah dan etika moral yang
menjadikan kesempurnaan hidup manusia sebagai hamba Allah yang mampu melakukan
hubungan vertikal dengan benar dan baik kepada Dzat Yang Maha Sempurna, dan
melakukan hubungan baik dengan sesama manusia.
Ø QS YUSUF ayat
90
(90). قَالُواأَإِنَّكَلَأَنْتَيُوسُفُۖقَالَأَنَايُوسُفُوَهَٰذَاأَخِيۖقَدْمَنَّاللَّهُعَلَيْنَاۖإِنَّهُمَنْيَتَّقِوَيَصْبِرْفَإِنَّاللَّهَلَايُضِيعُأَجْرَالْمُحْسِنِينَ
Mereka
berkata: "Apakah kamu ini benar-benar Yusuf?" Yusuf menjawab:
"Akulah Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan
karunia-Nya kepada kami". Sesungguhnya barangsiapa yang bertakwa dan
bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang
berbuat baik".
Kandungan dari surah yusuf diatas menjelaskan, Dia
berkata, “ apakah kamu mengetahui apa yang telah kamu lakukan teradap yusuf dan
saudaranya yang ketika itu kamu orang-orang
yang tidak mengetahui ?” meraka berkata, “apakah engkau benar-benar
yusuf?” dia menjawab,“aku lah yusuf dan ini saudaraku. Sungguh allah telah
melimpah kankarunia-Nya kepada kami.”seesungguh nya siapa yang bertakwa dan
yang bersabar , maka sesungguhnya allah tidak menyia-nyiakan ganjaran
al-muhsinin (orang orang yang baik).
Hati yusuf as. Sungguh luluh mendengar dan melihat saudara-saudaranya.
Ketika itu lah ia berkata sedikit mengecam, ”apakah kamu mengetahui keburukan
apa yang kamu lakukan terhadap yusuf dan saudaranya yang ketika itu kamu adalah
orang orang yang tidak mengetahui keburukan perbuatan kamu itu ?” mendengar
ucapan itu, segera terbayang dalam benak mereka yusuf as. ,teringat pula ayah
mereka yang tak pernah berputus asa menyangkut yusuf as. Maka, dengan perasaan
bercampur baur, mereka berkata, “apakah engkau benar-benar yusuf?” dia menjawab
dengan ramah “akulah yusuf dan ini saudara kandungku, benyamin” sungguh allah
melimpahkan karunianya kepada kami sehingga aku dan dia dapat bertemu dalam
keadaan yang sangat membahagiakan. Ini adalah imbalan allah swt. Atas kesabaran
dan ketakwaan kami. “sesungguhnya siapa yang bertakwa dan bersabar, maka
sesungguhnya allah tidak menyia-nyiakan ganjaran buat mereka karena mereka
termaksud al-muhsinin, yakni yang mantap kebijakannya”.
yusuf as. Berkata “apakah kamu mengetahui apa yang telah
kamu lakukan terhadap yusuf dan saudaranya “ merupakan kencaman halus, walaupun
beliau tidak merinci keburukan mereka. Seandainya seseorang yang tidak berbudi
luhur, niscaya ketika itu akan tertumpah segala macam makian dan balas dendam.
Apalagi jika yang bekuasa seperti yusuf as. Dan yang dihadapi dalam keadaan
lemah dan hina. tetapi, yusuf as. Tidak memperlakukan saudara-saudaranya
seperti itu, bahkan beliau menyebut
dalih yang dapat mereka gunakan yang beliau nilai itulah sebab sikap buruk
mereka yaitu ketika itu kamu adalah orang-orang yang tidak mengetahui.
Jawaban yusuf as.
Yang menyatakan “ya, anda benar” dan semacamnya memberi kesan tentang betapa
pahit yang dialami nya masa lalu sejak ia di lempar kesumur. ”aku adalah yusuf
yang kalian aniaya berbagai cara,”. Itu pula sebab nya ia menunjukan kepada
mereka saudaranya walaupun mereka telah mengenalnya. Dia berkata “dan ini
saudaraku yakni yang juga kamu perlakukan tidak wajar”. Namun itu semua yusuf
as mengatakannya dengan cara yang sangat halus karena keluhuran budinya.
Allah swt.. telah berfirman yang bermaksud:
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian
disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kalian. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mendengar.” (Al-Hujurat:13)
“Sesungguhnya Kami telah berwasiat (memerintahkan) kepada
orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan juga kepada kamu, bertaqwalah
kepada Allah.” (An Nisa: 131)
Taqwa juga adalah wasiat Rasulullah SAW kepada umatnya.
Baginda bersabda yang maksudnya:
“Aku berwasiat kepada kamu semua supaya bertaqwa kepada
Allah, serta dengar dan patuh kepada pemimpin walaupun dia seorang hamba
Habsyi. Sesungguhnya sesiapa yang hidup selepas aku kelak, dia akan melihat
pelbagai perselisihan. Maka hendaklah kamu berpegang kepada sunnahku dan sunnah
para khalifah yang mendapat petunjuk selepasku.” (Riwayat Ahmad, Abu Daud,
Termizi dan Majah)
Sabda Baginda lagi, Maksudnya:
“Hendaklah kamu bertaqwa di mana sahaja kamu berada.
Ikutilah setiap kejahatan (yang kamu lakukan) dengan kebaikan, moga-moga
kebaikan itu akan menghapuskan kejahatan. Bergaullah dengan manusia dengan
akhlak yang baik.” (Riwayat At Termizi dan Ahmad)
Taqwa berasal dari kata Waqa, Yaqi, Wiqayatan, yang
bererti perlindungan. Taqwa bererti melindungi diri dari segala kejahatan dan
kemaksiatan. Pengertian taqwa diantaranya adalah “Imtitsalu awamiriLLAH wa
ijtinabu nawahiHi” atau melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi
segala larangan-Nya.
Dalam suatu riwayat yang sahih disebutkan bahawa Umar bin
Khattab r.a. bertanya kepada sahabat Ubay bin Ka’ab r.a. tentang taqwa.
Ubay bertanya kembali, “Bukankah anda pernah melewati
jalan yang penuh duri?”
“Ya”, jawab Umar
“Apa yang anda lakukan saat itu?”
“Saya bersiap-siap dan berjalan dengan hati-hati.”
“Itulah taqwa.” kata Ubay bin Ka’ab r.a.
Berdasar dari jawaban Ubay atas pertanyaan Umar, Sayyid
Quthub berkata dalam tafsir Azh-Zhilal,
“Itulah taqwa, kepekaan batin, kelembutan perasaan, rasa
takut terus menerus selalu waspada dan hati-hati jangan sampai sampai terkena
duri jalanan… Jalan kehidupan yang selalu ditaburi duri-duri godaan dan
syahwat, kerakusan dan angan-angan, kekhuatiran dan keraguan. Ketakutan palsu
dari sesuatu yang tidak wajar untuk ditakuti… dan masih banyak duri-duri yang
lainnya.”
Dr. Abdullah Nashih Ulwan menyatakan dalam buku Ruhaniyatud
Daiyah, berkata
“Taqwa lahir dari proses dari keimanan yang kukuh,
keimanan yang selalu dipupuk dengan muraqabatullah, merasa takut dengan azab
Allah serta berharap atas limpahan kurnia dan maghfirahnya.”
Sayyid Quthub juga berkata
“Inilah bekal dan persiapan perjalanan…bekal ketaqwaan
yang selalu menggugah hati dan membuatnya selalu terjaga, waspada, hati-hati
serta selalu dalam konsentrasi penuh… Bekal cahaya yang menerangi liku-liku
perjalanan sepanjang mata memandang. Orang yang bertaqwa tidak akan tertipu
oleh bayangan sesuatu yang menghalangi pandangannya yang jelas dan benar…
Itulah bekal penghapus segala kesalahan, bekal yang menjanjikan kedamaian dan
ketenteraman, bekal yang membawa harapan atas kurnia Allah; di saat bekal-bekal
lain sudah sirna dan semua amal tak lagi berguna…”
Taqwa diperoleh dari ibadah yang ikhlas dan lurus kepada
Allah SWT.. Orang-orang yang bertaqwa akan mendapatkan kemuliaan dari Allah
SWT.. Firman Allah swt. yang bermaksud:
“Wahai seluruh manusia, sesungguhnya Kami telah
menciptakan kamu dari seorang lelaki dan seorang perempuan, dan Kami menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya
yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertakwa.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (Al-Hujurat: 13)
Kemuliaan bukan terletak samada dia lelaki atau
perempuan, kehebatan suku bangsa dan warna kulit, namun kerana ketaqwaannya.
Mereka yang bertaqwa adalah orang yang senantiasa beribadah dengan rasa cinta,
penuh harap kepada Allah, takut kepada azabNya, ihsan dalam beribadah, khusyuk
dalam pelaksanaannya, penuh dengan doa. Allah swt. juga menyebutkan bekal hidup
manusia dan pakaian yang terbaik adalah taqwa.
C.
TAQWA MENURUT PARA ULAMA
Dr. Abdullah
Nashih Ulwan menyebut ada 5
langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai KPI taqwa, iaitu ;
1. Mu’ahadah
Mu’ahadah berarti selalu mengingat perjanjian kepada
Allah swt., bahawa dia akan selalu beribadah kepada Allah swt. Seperti
merenungkan sekurang-kurangnya 17 kali dalam sehari semalam dia membaca ayat
surat Al Fatihah : 5 “Hanya kepada Engkau kami beribadah dan hanya kepada
Engkau kami mohon pertolongan”
Dalam perjanjian itu, manusia mengakui Allah pencipta
sekalian manusia dan juga pentadbir mutlak alam semesta. Perjanjian itu
kemudian dirakamkan Allah melalui firman-Nya yang bermaksud:
"Dan (ingatlah wahai Muhammad) ketika Tuhanmu
mengeluarkan zuriat anak-anak Adam (turun temurun) dari (tulang) belakang
manusia, dan Dia jadikan mereka saksi terhadap diri mereka sendiri (sambil Dia
bertanya dengan firman-Nya): Bukankah Aku Tuhan kamu? Mereka semua menjawab:
Benar, (Engkaulah Tuhan kami), kami menjadi saksi. Yang demikian itu supaya
kamu tidak berkata pada hari kiamat: Sesungguhnya kami lalai (tidak diberi peringatan)
tentang (hakikat tauhid) ini." (Surah al-A’raf, ayat 172)
2. Muraqabah
Muraqabah berarti merasakan kebersamaan dengan Allah swt.
dengan selalu menyedari bahawa Allah swt. selalu bersama para makhluk-Nya
dimana saja dan pada waktu apa sahaja. Terdapat beberapa jenis muraqabah,
pertamanya muraqabah kepada Allah swt. dalam melaksanakan ketaatan dengan
selalu ikhlas kepadaNya. Kedua muraqabah dalam kemaksiatan adalah dengan
taubat, penyesalan dan meninggalkannya secara total. Ketiga, muraqabah dalam
hal-hal yang mubah adalah dengan menjaga adab-adab kepada Allah dan bersyukur
atas segala nikmatNya. Keempat muraqabah dalam mushibah adalah dengan redha.
atas ketentuan Allah serta memohon pertolonganNya dengan penuh kesabaran.
3. Muhasabah
Muhasabah sebagaimana
yang ditegaskan dalam Al Quran surat Al Hasyr: 18,
“Wahai orang-orang yang beriman! Takwalah kepada Allah
dan hendaklah merenungkan setiap diri, apalah yang telah diperbuatnya untuk
hari esok. Dan takwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah itu Maha Mengetahui apa
jua pun yang kamu kerjakan”
Ini bermakna hendaklah seorang mukmin menghisab dirinya
tatkala selesai melakukan amal perbuatan, apakah tujuan amalnya untuk
mendapatkan redha. Allah? Atau apakah amalnya dicampuri sifat riya? Apakah ia sudah
memenuhi hak-hak Allah dan hak-hak manusia?
Umar bin Khattab r.a. berkata,”Hisablah diri kalian
sebelum kalian dihisab, timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang, dan
bersiap-siaplah untuk pertunjukan yang agung (hari kiamat). Di hari itu kamu dihadapkan
pada pemeriksaan, tiada yang tersembunyi dari amal kalian barang sedikitpun.”
4. Mu’aqabah
Mu’aqabah ialah memberikan hukuman atau denda terhadap
diri apabila melakukan kesilapan ataupun kekurangan dalam amalan. Mu’aqabah ini
lahir selepas Muslim melakukan ciri ketiga iaitu muhasabah. Hukuman ini bukan
bermaksud deraan atau pukulan memudaratkan, sebaliknya bermaksud Muslim yang
insaf dan bertaubat berusaha menghapuskan kesilapan lalu dengan melakukan
amalan lebih utama meskipun dia berasa berat.dalam Islam, orang yang paling
bijaksana ialah orang yang sentiasa bermuhasabah diri dan melaksanakan amalan
soleh. Disebutkan, Umar bin Khattab pergi ke kebunnya. Ketika pulang
didapatinya orang-orang sudah selesai melaksanakan solat Asar berjamaah. Maka beliau
berkata,”Aku pergi hanya untuk sebuah kebun, aku pulang orang-orang sudah solat
Asar. Kini kebunku aku kujadikan sedekah untuk orang-orang miskin.”
Suatu ketika Abu Thalhah sedang solat, di depannya lewat
seekor burung lalu ia melihatnya dan lalai dari solatnya sehingga lupa sudah
berapa rakaat beliau solat. Kerana kejadian tersebut beliau mensedekahkan
kebunnya untuk kepentingan orang miskin sebagai denda terhadap dirinya atas kelalaian
dan ketidakkhusyukannya.
5. Mujahadah
Makna mujahadah sebagaimana disebutkan dalam surat Al
Ankabut ayat 69 adalah apabila seorang mukmin terseret dalam kemalasan, santai,
cinta dunia dan tidak lagi melaksanakan amal-amal sunnah serta ketaatan yang
lainnya tepat pada waktunya, maka ia harus memaksa dirinya melakukan amal-amal
sunnah lebih banyak dari sebelumnya. Dalam hal ini ia harus tegas, serius dan
penuh semangat sehingga pada akhirnya ketaatan merupakan kebiasaan yang mulia
baginya dan menjadi sikap yang melekat dalam dirinya.
Sebagai penutup, Allah swt. telah berfirman dalam
Al-Quran yang bermaksud:
“Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada
Allah dengan sebenar-benar taqwa, dan janganlah kamu mati melainkan di dalam
keadaan Islam”. (‘Ali Imran: 102)
Semoga kita lebih serius membangunkan KPI TAQWA dalam
kehidupan kita.
D.
CIRI-CIRI ORANG YANG BERTAQWA
Taqwa menjadi kriteria penilaian Allah terhadap kemuliaan
manusia. Manusia dinilai mulia oleh Allah bukan berdasarkan rupa, pintar bodoh,
kaya miskin, asal usul, suku bangsa dan sebagainya, melainkan hanya dari
ketaqwaannya
“….Sesungguhnya
orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”
~ Al Hujuraat (49) : 13
Al Qur’an juga menjelaskan bahwa orang yang bertaqwa
adalah orang-orang yang disukai Allah, sebagaimana firman-Nya:
“(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji
(yang dibuatnya) dan bertaqwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertaqwa.” ~ Ali Imran (3) : 76 ~
Jadi sebenarnya tujuan utama hidup adalah menjadi orang
yang bertaqwa, karena orang bertaqwa lebih mulia di akhirat seperti firmanNya:
“Kehidupan di dunia dijadikan lebih
indah dalam pandangan orang-orang
kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang
beriman. Padahal orang yang bertaqwa itu lebih mulia daripada mereka di hari
kiamat. Dan Allah memberikan rizki kepada orang-orang yang dikehendakiNya tanpa
batas. ~ Al Baqarah (2) : 212 ~
Dan di hari kiamat Allah mendekatkan surga kepada
orang-orang yang bertaqwa:
“Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hari
yang bersih dan (di hari itu) didekatkanlah surga kerpada orang-orang yang
bertaqwa” ~ Asy Syu’araa’ : 89 – 90 ~
Sangat sering kita mendengar anjuran dalam tausiah atau
khotbah untuk menjadi manusia yang bertaqwa. Lalu apa sebenarnya ciri-ciri
orang yang bertaqwa? Nah menurut Al-Qur’an ada sedikitnya 10 ciri atau
kebiasaan yang menjadikannya orang yang bertaqwa. Kalau anda sudah memiliki 10
ciri, kebiasaan atau sifat yang merupakan persyaratan MINIMUM untuk dianggap
bertaqwa, maka insya Allah anda tergolong orang yang dicintai Allah. Ini 10
ciri-ciri atau intisari ajaran taqwa:
·
. Bersegera memohon
ampunan Allah bila berbuat dosa dan mudah meminta maaf kepada
sesama manusia(tidak gengsi)
·
Mau
berinfaq/sedekah dalam keadaan lapang maupun sempit (Tidak pelit)
·
Bisa menahan amarah
(Tidak ngambekan/emosian)
·
Mudah memaafkan
kesalahan orang lain (Tidak pendendam)
·
. Senantiasa
melakukan kebaikan atau berbuat baik (Tidak jahat)
Kelima ciri di atas diambil dari surat Al-Qur’an – Ali
‘Imran (3) : 133 – 135 sebagai berikut:
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan
kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya),
baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
memaafkan (kesalahan) orang. Allah menukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan
keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun
terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari
pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka
mengetahui” ~ Al-Qur’an – Ali ‘Imran (3) : 133 – 135 ~
·
. Selalu menepati
janji – “Bukan demikian, sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuatnya)
dan bertaqwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa” ~ Ali
Imran (3) : 76 ~
·
Bersabar dalam
menerima cobaan – “ …. Orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan
peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah
orang yang bertaqwa” ~ Al Baqarah (2) : 177 ~.
Surah
dan ayat Al-Qur’an tersebut di atas (Al Baqarah : 177) secara keseluruhan
merupakan ‘Pokok Pokok Kebajikan’ dan merupakan kriteria terinci mengenai orang
yang bertaqwa. (Silahkan baca)
·
Tidak sombong dan
tidak berbuat kerusakan di muka bumi – “Negeri akhirat itu, kamijadikan untuk
orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Dan kesudahan yang baik itu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa” ~ Al Qashash
(28) : 83 ~
·
Selalu ingat kepada
Allah (dzikrullah) dengan menggunakan akal – “Hai orang-orang yang beriman,
berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya” ~ Al
Ahzab (33) : 41
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka” ~ Ali Imran
(3) : 190 – 191 ~
Berzikir (mengingat Allah) itu itu bisa dilakukan dengan
berbagai cara, antara lain dengan shalat wajib dan sunnah, tahmid, takbir,
tahlil, istighfar, mendengarkan siaran-siaran tausiah, menghadiri majelis
taklim, pengajian, membaca Al-Qur’an dan sebagainya.
·
Selalu berhati-hati
dalam setiap tindakan karena takut terhadap azab Allah – “Dan sesungguhnya
telah Kami berikan kepada Musa dan Harun Kitab Taurat dan penerangan serta
pengajaran bagi orang-orang yang bertaqwa, (yaitu) orang-orang yang takut akan
(azab) Tuhan mereka, sedang mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa takut
akan (tibanya) hari kiamat.” ~ Al An biyaa’ (21) : 48 – 49 ~
Itulah MINIMAL ciri-ciri orang yang bertaqwa menurut Al
Qur’an …… Dan bagi mereka yang bertaqwa dan berbuat kebaikan ini sungguh
kehidupan di dunia akan senantiasa dalam lindungan Allah SWT, karena Allah
menjanjikan bahwa Allah selalu beserta orang-orang yang bertaqwa dan
orang-orang berbuat kebaikan ~ An Nahl (16) : 128 ~
Sudah sangat jelas pengajaran tentang bertaqwa …. Kini
kita sudah paham, maka wajib kita laksanakan …. Semoga kita semua tergolomg
orang yang bertaqwa.
E.
MANFAAT TAQWA KEPADA ALLAH SWT
Takwa adalah salah satu perintah Allah SWT yang banyak
disebutkan dalam Al-Qur`an (208 ayat, 226 kata) dan Al-Hadits, mengingat hal
tersebut merupakan salah satu kunci untuk menggapai rahmat Allah SWT, guna
menggapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Melalui Al-Qur`an-Nya, Allah SWT juga menjelaskan bahwa
balasan bagi orang-orang yang bertakwa tidak hanya dapat dirasakan di akhirat
kelak, tetapi buahnya dapat pula dinikmati sejak kita masih hidup. Bahkan dalam
Surah Ath-Thalaq Allah SWT mengemukakan bahwa takwa merupakan solusi dari
berbagai himpitan hidup yang menghimpit. Dan di akhirat kelak mereka akan
memasuki surga yang luasnya seluas langit dan bumi (lihat QS. Ali Imran [3]:
133)
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan- mu yang
telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan
istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki- laki dan
perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan) mempergunakan
(nama- Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan) peliharalah (hubungan
silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.( 1 )
A. Langkah-langkah Metodologis
Untuk bisa
menjelaskan implikasi taqwa terhadap pendidikan, penulismenempuhnya melalui
tiga cara, yaitu :
·
Pertama
mengumpulkan
ayat-ayatAlqur¶an yang berkenaan dengan taqwa, mengelompokkan dan memberi makna
berdasarkan tema, kemudian mengambil inti sari (essensi) makna taqwa.
·
Kedua
memahami landasan filosofis, teoritis, dan hakekat
pendidikan
·
ketiga
menjelaskan hubungan
makna taqwa yang dimaksud dalam Alqur¶an dengan yangmenjadi prinsip dasar atau
hakekat pendidikan. Berdasarkan tiga langkah dan alur pikir inilah penulis menyusun makalah ini.
F.
PENTINGNYA TAQWA KEPADA ALLAH SWT
1. Takwa adalah kunci keberuntungan di dunia dan akhirat
Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada
Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Ali Imra [3]:130)
2. Takwa mengundang limpahan berkah dan rahmat Allah SWT
Allah SWT berfirman, “Jika sekiranya penduduk
negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada
mereka berkah dari langit dan bumi.” (QS. Al-A’raf [7]:96)
Dia juga berfirman, “Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku
untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang
beriman kepada ayat-ayat Kami.” (QS. Al-A’raf [7]:156)
3. Takwa adalah kunci mendapatkan ampunan dan kasih
sayang Allah SWT
Allah SWT
berfirman,
“Hai
orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan
memberikan kepadamu furqaan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan
mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS.
Al-Anfal [8]:29)
Dia
juga berfirman, “Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah
kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan
rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan
cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.” (Al-Hadid [57]:29)
Dan
firman-Nya, “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.” (QS.
At-Taubah [9]:4&9)
4. Takwa adalah solusi
Allah SWT berfirman,
“Barang
siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke
luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang
siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)-nya.” (QS. Ath-Thalaq
[65]:2-3)
Dia juga berfirman, “Dan barang siapa yang bertakwa
kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS.
Ath-Thalaq [65]:4)
5. Orang paling mulia adalah orang bertaqwa
Allah
SWT berfirman, “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi
Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat [49]:13)
Dari
Abu Hurairah RA, ia berkata, telah ditanyakan kepada Rasulullah Saw, “Wahai
Rasulullah, siapakah orang yang paling mulia?” Rasulullah Saw menjawab, “Orang
yang paling bertakwa.” (Muttafaq ‘Alaihi)
G.
DOA MEMOHON TAQWA
KEPADA ALLAH
Dari Abdullah bin Mas’ud RA, ia berkata, “Nabi SAW
senantiasa berdoa dengan Allâhumma innî as’alukal hudâ wat tuqâ wal ‘afâf wal
Ghinâ (Ya Allah, aku mohon pada-Mu petunjuk, ketakwaan, kesucian diri (dari
perbuatan hina) dan kekayaan).” (HR. Muslim)
Takwa merupakan wasiat Allah kepada seluruh umat, baik
generasi pertama maupun generasi akhir. Allah Ta’ala berfirman, “Dan kepunyaan
Allah-lah apa yang ada dilangit dan yang dibumi, dan sungguh Kami telah
memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu, dan (juga)
kepada kamu; bertakwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir, maka
(ketahuilah) sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah
kepunyaan Allah, dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. An-Nisa: 131)
Allah Ta’ala
berfirman,
Itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya kepada kalian.
Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus
kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya. (Ath-Thalaq
[65]:5)
Takwa kepada Allah merupakan salah satu sebab utama
dihapuskannya dosa manusia. Di samping itu, takwa juga menjadi sebab diraihnya
pahal yang besar dan masuknya seseorang ke dalam surga.
BAB III
PENUTUP
H.
KESIMPULAN
Takwa adalah salah satu perintah Allah SWT yang banyak
disebutkan dalam Al-Qur`an (208 ayat, 226 kata) dan Al-Hadits, mengingat hal
tersebut merupakan salah satu kunci untuk menggapai rahmat Allah SWT, guna
menggapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Melalui Al-Qur`an-Nya, Allah SWT juga menjelaskan bahwa
balasan bagi orang-orang yang bertakwa tidak hanya dapat dirasakan di akhirat
kelak, tetapi buahnya dapat pula dinikmati sejak kita masih hidup. Bahkan dalam
Surah Ath-Thalaq Allah SWT mengemukakan bahwa takwa merupakan solusi dari
berbagai himpitan hidup yang menghimpit. Dan di akhirat kelak mereka akan
memasukisurga yang luasnya seluas langit dan bumi (lihat QS. Ali Imran [3]:
133)
Taqwa diperoleh dari ibadah yang ikhlas dan lurus kepada
Allah SWT.. Orang-orang yang bertaqwa akan mendapatkan kemuliaan dari Allah
SWT.. Firman Allah swt. yang bermaksud:
“Wahai seluruh manusia, sesungguhnya Kami telah
menciptakan kamu dari seorang lelaki dan seorang perempuan, dan Kami menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya
yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertakwa.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (Al-Hujurat: 13)
Kemuliaan bukan terletak samada dia lelaki atau
perempuan, kehebatan suku bangsa dan warna kulit, namun kerana ketaqwaannya.
Mereka yang bertaqwa adalah orang yang senantiasa beribadah dengan rasa cinta,
penuh harap kepada Allah, takut kepada azabNya, ihsan dalam beribadah, khusyuk
dalam pelaksanaannya, penuh dengan doa. Allah swt. juga menyebutkan bekal hidup
manusia dan pakaian yang terbaik adalah taqwa.
I.
SARAN
Takwa merupakan wasiat Allah kepada seluruh umat, baik
generasi pertama maupun generasi akhir. Allah Ta’ala berfirman, “Dan kepunyaan
Allah-lah apa yang ada dilangit dan yang dibumi, dan sungguh Kami telah
memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu, dan (juga)
kepada kamu; bertakwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir, maka (ketahuilah)
sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah,
dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. An-Nisa: 131)
Allah
Ta’ala berfirman,
. Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia
akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya.
(Ath-Thalaq [65]:5)
Takwa kepada Allah merupakan salah satu sebab utama
dihapuskannya dosa manusia. Di samping itu, takwa juga menjadi sebab diraihnya
pahal yang besar dan masuknya seseorang ke dalam surga.
Penulis mintak maaf jika dalam penulisan makalah ini
terdapat kesalahan kata dan makalah ini jauh dari kata sempuna, semoga
bermanfaat
DAFTAR PUSTAKA
http://maramissetiawan.wordpress.com/2010/10/11/coretanku-penjelasan-rukun-iman-1-iman-kepada-allah/
makasih banyak
BalasHapus